Showing posts with label Home. Show all posts
Showing posts with label Home. Show all posts

Penyebab Patahnya kapal Titanic

Yang menyebabkan titanic patah adalah rendahnya standar paku sumbat dan keling pada lempengan logam yang menempel pada rangka. Di samping hal itu titanic membutuhkan sekitar 3 juta paku keeling. Yang mana pada pemasangannya dibutuhkan orang yang benar - benar ahli, tapi ternyata tidak titanic dikerjakan oleh para pandai besi yang kurang berpengalaman.  Besi harus dipanaskan sampai berwarna merah dan ditempa dengan kombinasi pukulan besi hingga meleleh. Pekerjaan yang tanggung, dapat menimbulkan masalah. Mengeling dengan manual begitu rumit yang mana kapal titanic yang begitu besar. Hal ini menyebabkan lapisan bagian kapal mudah lepas oleh desakan air laut yang dingin.

Dugaan bahwa Titanic sudah melakukan tindakan menghindar ke kiri 450 meter sebelum gunung es, dengan kecepatan 25 knot akan menyebabkan gaya tekan senilai 14.000 Psi pada paku sumbat. Namun ketika diuji baru 9000 Psi paku sumbat yang dipakai oleh peneliti telah mengalami patah. Hal yang mengagetkan lagi bahwa setelah dilakukan uji elektron rongga yang terbentuk didalam paku yang mengakibatkan pecahnya tersebut lebih besar di paku bekas bangkai Titanic. Banyak kerusakan ke bagian belakang kapal ditujukan ke kerusakan implosi. Implosi memaksudkan bahwa desakan eksternal dari air laut mengatasi tekanan udara internal dan kemudian didalam struktur mengalami kegagalan. Penekanan yang terjadi pada lempeng material pada satu titik kritis dimana kapal ini berawal terjadi terpisah.

Pada baja terdapat perbedaan harga impak. Harga impak baja lebih tinggi   menunjukkan bahwa ketangguhan baja lebih tinggi. Ketangguhan adalah kemampuan material untuk menyerap energy dan berdeformasi plastis hingga patah.

Selain suhu, hal lain yang mempengaruhi harga impak suatu material adalah kadar karbonnya. Material yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan lebih getas. Hal ini akan mempengaruhi harga impaknya dan temperature transisi. Material yang memiliki kadar karbon tinggi akan memiliki temperature transisi yang lebih panjang jika dibandingkan dengan material yang memiliki kadar karbon rendah. Temperatur transisi yang berbeda-beda ini akan mempengaruhi ketahanan material terhadap perubahan suhu. Material yang memiliki temperature transisi rendah maka material tersebut tidak akan tehan terhadap perubahan suhu.

Pada pembebanan, terjadi proses penyerapan energy yang besar. Penyerapan energy ini akan diubah menjadi berbagai respon material seperti deformasi plastis, efek hysteresis, dan inersia.Ketika diberikan pembebanan dengan strain rate yang tinggi material tersebut tidak sempat untuk mempertahankan bentuknya dan akhirnya patah. Jadi dapat disimpulkan bahwa memang paku sumbatlah penyebab utama.

Faktor Menyebabkan kapal titanic patah adalah:
Pada paku besi sumbat dan keeling yang tidak sesuai standar.dengan kadar rendah, Solusinya agar mengunakan baja yang paduan dari besi dengan kadar karbon melebihi 2% (besi tuang)
Kekuatan dari lempengan material tidak mampu menahan suhu dingin
Dimana material yang gagal karena tarik pada harga rengangan yang relatif rendah (bahan getas)
Ketika diberi pembebanan dengan strain rate yang tinggi material tidak dapat mempertahankannya.

Download Jadwal Lengkap Piala Dunia 2010 Afrika Selatan Bentuk PDF

berikut ini jadwal lengkap piala dunia 2010 afrika selatan
download lengkap filenya dalam bentuk PDF klik disini

Grup A:
11 Juni 2010
21:00 Afrika Selatan v Meksiko, Soccer City, Johannesburg
12 Juni 2010
01:30 Uruguay v Prancis, Cape Town Stadium, Cape Town

17 Juni 2010
01:30 Afrika Selatan v Uruguay, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria
17 Juni 2010
18:30 Prancis v Meksiko, Peter Mokaba Stadium, Polokwane

22 Juni 2010
21:00 Meksiko v Uruguay, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
21:00 Prancis v Afrika Selatan, Free State Stadium, Bloemfontein

Grup B:
12 Juni 2010
18:30 Argentina v Nigeria, Ellis Park Stadium, Johannesburg
21:00 Korea Selatan v Yunani, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

17 Juni 2010
21:00 Argentina v Korea Selatan, Soccer City, Johannesburg
18 Juni 2010
01:30 Yunani v Nigeria, Free State Stadium, Bloemfontein

23 Juni 2010
01:30 Yunani v Argentina, Peter Mokaba Stadium, Polokwane
01:30 Nigeria v Korea Selatan, Moses Mabhida Stadium, Durban

Grup C:
13 Juni 2010
01:30 Inggris v Amerika Serikat, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
13 Juni 2010
18:30 Aljazair v Slovenia, Peter Mokaba Stadium, Polokwane

18 Juni 2010
21:00 Inggris v Aljazair, Cape Town Stadium, Cape Town
19 Juni 2010
01:30 Slovenia v Amerika Serikat, Ellis Park Stadium, Johannesburg

23 Juni 2010
21:00 Amerika Serikat v Aljazair, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria
21:00 Slovenia v Inggris, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

Grup D:
13 Juni 2010
21:00 Jerman v Australia, Moses Mabhida Stadium, Durban
14 Juni 2010
01:30 Serbia v Ghana, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

18 Juni 2010
18:30 Jerman v Serbia, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth
19 Juni 2010
18:30 Ghana v Australia, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg

24 Juni 2010
01:30 Australia v Serbia, Mbombela Stadium, Nelspruit
01:30 Ghana v Jerman, Soccer City, Johannesburg

Grup E:
14 Juni 2010
18:30 Belanda v Denmark, Soccer City, Johannesburg
21:00 Jepang v Kamerun, Free State Stadium, Bloemfontein

19 Juni 2010
21:00 Belanda v Jepang, Moses Mabhida Stadium, Durban
20 Juni 2010
01:30 Kamerun v Denmark, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

25 Juni 2010
01:30 Denmark v Jepang, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg
01:30 Kamerun v Belanda, Cape Town Stadium, Cape Town

Grup F:
15 Juni 2010
01:30 Italia v Paraguay, Cape Town Stadium, Cape Town
15 Juni 2010
18:30 Selandia Baru v Slowakia, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg

20 Juni 2010
18:30 Italia v Selandia Baru, Mbombela Stadium, Nelspruit
21:00 Slowakia v Paraguay, Free State Stadium, Bloemfontein

24 Juni 2010
21:00 Paraguay v Selandia Baru, Peter Mokaba Stadium, Polokwane
21:00 Slowakia v Italia, Ellis Park Stadium, Johannesburg

Grup G:
15 Juni 2010
21:00 Brasil v Korea Utara, Ellis Park Stadium, Johannesburg
16 Juni 2010
01:30 Pantai Gading v Portugal, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth

21 Juni 2010
01:30 Brasil v Pantai Gading, Soccer City, Johannesburg
21 Juni 2010
18:30 Portugal v Korea Utara, Cape Town Stadium, Cape Town

25 Juni 2010
21:00 Korea Utara v Pantai Gading, Mbombela Stadium, Nelspruit
21:00 Portugal v Brasil, Moses Mabhida Stadium, Durban

Grup H:
16 Juni 2010
18:30 Spanyol v Swiss, Moses Mabhida Stadium, Durban
21:00 Honduras v Cili, Mbombela Stadium, Nelspruit

21 Juni 2010
21:00 Spanyol v Honduras, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth
22 Juni 2010
01:30 Cili v Swiss, Ellis Park Stadium, Johannesburg

26 Juni 2010
01:30 Swiss v Honduras, Free State Stadium, Bloemfontein
01:30 Cili v Spanyol, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria

16 Besar
26 Juni 2010, 21:00
Juara Grup A v Peringkat Kedua Grup B, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 49)
      
27 Juni 2010, 01:30
Juara Grup C v Peringkat Kedua Grup D, Royal Bafokeng Stadium, Rustenburg (Partai 50)
      
27 Juni 2010, 21:00
Juara Grup D v Peringkat Kedua Grup C, Free State Stadium, Bloemfontein (Partai 51)
      
28 Juni 2010, 01:30
Juara Grup B v Peringkat Kedua Grup A, Soccer City, Johannesburg (Partai 52)
      
28 Juni 2010, 21:00
Juara Grup E v Peringkat Kedua Grup F, Moses Mabhida Stadium, Durban (Partai 53)
      
29 Juni 2010, 01:30
Juara Grup G v Peringkat Kedua Grup H, Ellis Park Stadium, Johannesburg (Partai 54)
      
29 Juni 2010, 21:00
Juara Grup F v Peringkat Kedua Grup E, Loftus Versfeld Stadium, Pretoria (Partai 55)
      
30 Juni 2010, 01:30
Juara Grup H v Peringkat Kedua Grup G, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 56)

Perempat-Final
2 Juli 2010, 21:00
Pemenang Partai 53 v Pemenang Partai 54, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 57)

3 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 49 v Pemenang Partai 50, Soccer City, Johannesburg (Partai 58)
      
3 Juli 2010, 21:00
Pemenang Partai 52 v Pemenang Partai 51, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 59)
      
4 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 55 v Pemenang Partai 56, Ellis Park Stadium, Johannesburg (Partai 60)

Semi-final
7 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 58 v Pemenang Partai 57, Cape Town Stadium, Cape Town (Partai 61)
      
8 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 59 v Pemenang Partai 60, Moses Mabhida Stadium, Durban (Partai 62)

Perebutan Juara Ketiga
11 Juli 2010, 01:30
Tim Kalah Partai 61 v  Tim Kalah Partai 62, Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth (Partai 63)

Final
12 Juli 2010, 01:30
Pemenang Partai 61 v Pemenang Partai 62, Soccer City, Johannesburg (Partai 64)

Pengolahan Sampah Berwawasan Lingkungan


SAMPAH masih menjadi masalah di hampir semua kota di Indonesia. Mulai dari kota kecil sampai kota metrolitan sekalipun. Berbagai alternatif penyelesaian sampah telah diusahakan oleh berbagai pihak, tetapi tampaknya belum memberikan hasil yang memuaskan. Oleh karena keprihatinan inilah, maka diterapkan suatu teknologi terapan yang diaplikasi dari berbagai teknologi canggih berbagai negara agar mendapatkan suatu teknik pengolahan sampah yang benar‐benar sempurna dan bermanfaat guna. Teknologi ini dinamakan PENGOLAHAN SAMPAH BERWAWASAN LINGKUNGAN(PSBL ).
Sampah dapat menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan lingkungan, bila sampah tidak dikelola dengan baik. Umumnya sampah kota di Indonesia terdiri dari 60 % sampah organik dan 40 % sampah anorganik. Sampai saat ini Indonesia belum memiliki sistem pengolahan sampah terpadu. Sistem pengolahan sampah hanya mengolah sampah menjadi pupuk kompos padat dan sanitary landfill di suatu TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah. Sistem sanitary landfill berbahaya, karena selain menyebabkan polusi juga dapat menimbulkan ledakan lokal. 

Pengelolaan sampah membutuhkan dukungan semua lapisan masyarakat, baik masyarakat desa maupun masyarakat kota. Kebiasaan masyarakat membuang sampah ke jalan, drainase, sungai, atau danau dapat menyebabkan banjir dan menimbulkan aroma tak sedap. Selain itu, sampah dapat menyebabkan polusi dan munculnya berbagai jenis penyakit, seperti penyakit gatal, kulit, perut, diare, disentri, kolera, ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), demam berdarah, leptospirosis, dan penyakit lainnya. 

Sudah saatnya sampah kota diolah dengan menggunakan suatu teknologi berwawasan lingkungan. Dengan kata lain semua sampah diolah menjadi barang bermanfaat, sehingga aman bagi kesehatan dan keselamatan lingkungan. Secara ideal, pengolahan sampah kota dialokasikan pada 2 – 4 lokasi pengolahan. Hal tersebut bermaksud untuk meminimalkan masalah transportasi, antara lain jumlah armada angkutan sampah, risiko kecelakaan, kemacetan lalu‐lintas, polusi, serta kerusakan kendaraan dan jalan raya.

Pengolahan sampah berwawasan lingkungan (PSBL), menerapkan suatu prinsip zero‐waste systems seperti dilakukan oleh Jepang, Kanada, Australia, Rusia, Jerman, Hongaria, China, India, dan Korea Selatan. Dalam hal ini semua sampah diolah menjadi bahan bangunan, pakan ternak, gas methan, dan pupuk. PSBL aman bagi kesehatan dan keselamatan lingkungan, bahkan PSBL dapat dibangun pada suatu kota yang berpenduduk relatif padat atau di tengah kota. Sebagai contoh PSBL di Sapporo (Jepang), Bombay (India), Seoul (Korea Selatan), Budapest (Hongaria), dan kota besar lainnya.

Proses
Pengolahan sampah berwawasan lingkungan (PSBL)
PSBL menggunakan prinsip zero‐waste sistem dilakukan melalui beberapa jenis proses sesuai dengan spesifikasi jenis sampah. Hal tersebut dilakukan supaya sampah dapat diolah dan dimanfaatkan untuk kebutuhan tertentu, seperti penangkapan emisi pembakaran, pembuatan bata beton, pakan ternak, gas methan, arang, briket sampah, pupuk, blok beton, dan proses daur ulang.
 
Bahan dan teknologi yang akan digunakan antara lain :
Proses Penangkapan COx, NOx, dan Sox
Proses Pembuatan Bata Beton
Proses Pembuatan Pakan Ternak
Proses Pembuatan Gas Methan
Proses Pembuatan Arang Sampah
Proses Pembuatan Briket Sampah
Proses Pembuatan Pupuk Kompos
Proses Pembuatan Pupuk Cair
Proses Pembuatan Blok Beton
Proses Daur Ulang

Tata Letak Instalasi PSBL
PSBL dengan kapasitas 500 ton per hari idealnya memerlukan lahan seluas 6 hektar. Instalasi PSBL dikelilingi pohon, lokasi antrean kendaraan angkutan sampah (dump truck), dan dilengkapi lahan percobaan pupuk organik padat dan cair yang sekaligus berfungsi sebagai zona penyangga.
Investasi Lahan, AAS dan TPS, serta Instalasi
Investasi keseluruhan PSBL terdiri dari investasi lahan, AAS (armada angkutan sampah) dan titik pembuangan sementara (TPS) sampah serta instalasi PSBL, termasuk lahan pertanian, alat angkutan, dan agen / depot pemasaran.

1. Investasi Lahan
Investasi lahan untuk mengolah sampah 500 ton per hari dibutuhkan areal seluas 6 hektar. Instalasi PSBL dapat dibangun di (dekat) TPA sampah yang ada atau sesuai dengan program pemerintah daerah setempat.


2. Investasi AAS dan TPS
Investasi AAS (armada angkutan sampah) dan TPS (titik pembuangan sementara) sampah tidak diperlukan. Investasi tersebut disediakan oleh pemerintah daerah. Sebagai gambaran untuk kapasitas sampah 500 ton per hari diprakirakan jumlah AAS dan TPS dibutuhkan sebanyak 50 AAS dan 100 TPS. Kegiatan angkutan sampah dari TPS dilakukan setiap hari dalam 3 (tiga) rit, yaitu pada pukul 05.30 – 09.30 – 11.30 atau 14.00 waktu setempat.


3. Investasi Instalasi PSBL dan Sarana Pendukung
Investasi Instalasi PSBL dilengkapi dengan investasi sarana jalan, taman, kendaraan, alat berat, termasuk studi amdal dan sosialisasi teknologi PSBL. Dalam rangka kesinambungan investasi PSBL, sarana pendukung mencakup lahan pertanian dan peternakan, alat angkutan, serta agen/depot pemasaran.

Pendapatan Pemasaran Produk PSBL dan Retribusi Sampah
Pendapatan dari pemasaran produk PSBL didapat dari seluruh produk yang dihasilkan yaitu :
Gas C0x, N0x, dan S0x
Bata Beton
Pakan Ternak
Gas Methan
Arang Sampah
Briket Sampah
Pupuk Padat
Pupuk Cair

8
Blok Beton
Plastik dan Karet
Kertas dan Karton
Kaca, Besi, Seng, dll.

LOKASI INSTALASI PSBL DAN BIDANG USAHA TERKAIT
Lokasi Instalasi PSBL

Lokasi Instalasi PSBL dapat dibangun di dekat TPA sampah atau suatu tempat sesuai dengan program pemerintah daerah, supaya keberadaan Instalasi PSBL dapat mengatasi masalah transportasi sampah di kota besar dan sekitarnya. Dengan penetapan lokasi tersebut, diharapkan semua sampah dapat terangkut ke Instalasi PSBL secara merata, dan tidak terjadi penumpukan sampah pada suatu TPS.
Bidang Usaha Terkait

Instalasi PSBL (sebagai usaha inti) terkait erat dengan beberapa jenis usaha lain, baik di Bagian Hulu maupun Hilirnya. Dari Bagian Hulu, sampah, limbah pertanian, dan limbah budidaya ikan, ayam, burung puyuh, kambing, sapi, Rumah Potong Hewan, dan puing konstruksi dapat diolah menjadi pupuk padat dan cair, pakan ternak, gas methan, bata dan blok beton, serta produk lainnya.
Produk PSBL yang ramah lingkungan (pakan ternak) dapat digunakan untuk budidaya burung puyuh, ayam, itik, ikan, dan udang (di Bagian Hulu). Sementara produk pengolahan sampah (pupuk padat dan cair, gas methan, bata dan blok beton) dapat digunakan untuk pertanian, energi, dan bahan konstruksi (di Bagian Hilir).
Dengan kata lain, PSBL merupakan suatu usaha saling terkait atau suatu siklus usaha antara usaha hulu dan usaha hilir. Hasil pengolahan PSBL dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan di bidang pertanian, peternakan, konstruksi, dan obyek pariwisata di daerah setempat dan wilayah sekitarnya.

Pentingnya Pengolahan Sampah

Masyarakat awam, membedakan secara mendasar atas pengertian sampah dan limbah. Kedua istilah dimaksud pada dasarnya merupakan sisa (waste) bahan buangan yang tidak digunakan lagi, walaupun masih dapat diproses untuk kegunaan lain. 

Pengertian sampah terbatas pada sampah padat baik organik maupun anorganik, sedangkan limbah merupakan bahan buangan (waste) yang dalam prosesnya menggunakan air.

Kedua bentuk buangan (waste) baik sampah padat maupun limbah cair yang bersumber dari
lingkungan masyarakat, dan secara umum disebut dengan istilah ”limbah domestik”. 

Pengertian limbah domestik adalah bahan buangan (waste atau limbah), yang bersumber dari lingkungan masyarakat, dimana bentuk dan komposisinya dapat dipengaruhi oleh budaya dan lingkungannya. Berdasarkan sumbernya, limbah domestik bisa berasal dari permukiman pen-duduk, lingkungan perkantoran, pertokoan dan pasar, maupun home industri.

Berdasarkan kandungan zat kimianya limbah domestik dibedakan menjadi dua, yaitu: (a) anorganik, seperti misalnya plastik, logam-logam, pecahan gelas dan abu,
(b) organik, seperti sisa makanan, kertas, dedaunan, sisa makanan buah dan sayur

Berdasarkan mudah tidaknya dibakar, juga dibedakan menjadi , yaitu:
  mudah dibakar (kertas, karet, plastik, kain dan kayu), dan berbeda dengan karakteristik berdasarkan mudah tidaknya membusuk. Limbah yang sulit membusuk (plastik, pecahan gelas, dan karet), sedangkan yang relatif mudah membusuk antara lain sisa makanan, dedaunan, sobekan kain dan atau kertas.

Fenomena persampahan yang berada pada 384 kota di Indonesia, tercatat meningkat
dari 80,2 juta ton/hari pada tahun 2000, menjadi 89,6 juta ton/ha pada tahun 2006.
Penanganan sampah yang diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),
sebesar 10,4 %, dibakar sebesar 24,8 %, hanyut ke sungai 1,9 % dan tidak tertangani
sebesar 62,9 %.Rendahnya penanganan tersebut selain disebabkan oleh semakinmeningkatnya penduduk perkotaan, juga terbatasnya kendaraan pengangkut sampah, serta sistem pengelolaan TPA yang kurang tepat dan tidak ramah lingkungan.
Besarnya timbunan sampah yang belum tertangani, menyebabkan berbagai fenomena permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk perkotaan.

Selain menimbulkan bau dan sumber berbagai penyakit menular, juga pudarnya nilai-nilai
keindahan kota karena maraknya tumpukan-tumpukan sampah.

Konsepsi Penanganan Sampah Tepadu

Mecermati aspek permasalahan dalam pengelolaan sampah, untuk itu upaya-upaya
yang harus dilakukan antara lain meliputi pemantapan kebijakan persampahan, penanganan sampah regional, memacu kearifan masyarakat terhadap fenomena persampahan, dan peningkatan teknologi ramah lingkungan.



1. Kebijakan Pemerintah
Permasalahan sampah perkotaan di Indonesia, telah muncul sejak dekade tahun
1990-an. Meski demikian, kebijakan strategis yang telah ditetapkan oleh pemerintah baru
pada tahapan yang erat kaitannya dengan aspek teknis, yaitu: melakukan pengurangan
timbulan sampah dengan menerapkan konsep 3 R (
Reduce, Reuse dan Recycle), dengan harapan pada tahun 2025 tercapai “zero waste“. Padahal pada saat sekarang diperlukan kebijakan yang handal sebagai payung baik di tingkat pusat maupun daerah keterkaitannya dengan penanganan persampahan.

Pendekatan pengelolaaan persampahan yang semula didekati dengan wilayah
administrasi, dapat diubah dengan melalui pendekatan pengelolaan persampahan secara
regional. Pendekatan regional dimaksud dengan menggabungkan beberapa kota dan atau
kabupaten dalam pengelolaan persampahan. Hal tersebut sangat menguntungkan, karena
akan mencapai skala ekonomis baik dalam tingkat pengelolaan TPA, dan pengangkutan dari
TPS ke TPA. Berbagai prinsip yang perlu dilakukan dalam menerapkan pelaksanaan
pengelolaan persampahan secara regional ini adalah sebagai berikut:

(a). Menyusun peraturan daerah (Perda) bersama yang mengatur pengelolan persampahan.
Peraturan tersebut berisi berbagai hal dengan mempertimbangkan aspek hukum dan
kelembagaan, teknik, serta aspek keuangannya.
(b). Pemantapan kelembagaan dengan memisahkan peranan fungsi tupoksi yang jelas
antara pembuat peraturan, pengatur/pembina dan pelaksana (operator), hingga
optimalisasi kinerjanya dapat dievaluasi dan dinilai.

(c). Penetapan indikator kinerja berdasarkan aspek teknis, memberikan indikasi (1) seluruh
timbunan sampah akan diangkat ke TPA dalam waktu 24 jam, (2) teknik pengangkutan
sampah tidak menyebabkan pencemaran bau, (3) pengoperasian di TPA telah ditetapkan
sistemnya (contoh sistem sanitary landfill), dan (4) pemanfaatan sampah sebagai sumber
ekonomi melalui penerapan daur ulang, atau pemanfaatan untuk kompos.
(d). Adanya kesepakatan antar kabupaten/kota (regional) dalam kaitannya dengan restribusi
persampahan, hingga alokasi antara dana yang dibebankan oleh pemerintah dan
masyarakat berimbang.
 
2. Sosialisasi Penyadaran Masyarakat
Fenomena persampahan tampaknya bukan hal yang sederhana, karena sepanjang
ada kehidupan manusia permasalahan tersebut akan selalu timbul. Walaupun kebijakan
persampahan telah tersedia, ditambah dengan bentuk kelembagaannya, serta indikator
kinerja dan tetapan alokasi pendanannya baik yang bersumber dari APBD dan masyarakat,
tampaknya belum merupakan jaminan mantapnya pengelolaan sampah secara terpadu
berkelanjutan, apabila kesadaran masyarakat tidak dibangun. Hal tersebut mengingat bahwa
keberhasilan penanganan sampah sangat ditentukan oleh ”niat kesungguhan masyarakat”
yang secara sadar peduli untuk menanganinya. Atas dasar itulah pentingnya sosialisasi
penyadaran masyarakat
baik melalui jalur formal maupun informal yang antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:

(a). Penyadaran formal, diberikan kepada generasi muda di sekolah (SD, SLTP, dan SLA)
melalui pemantapan kegiatan ”Krida” mingguan.
(b). Penyadaran informal, diberikan kepada masyarakat dalam kaitannya penanganan
sampah berbasis kesehatan lingkungan, untuk itu perlunya (1) penyadaran masyarakat,
untuk menghargai terhadap alam lingkungannya, agar tidak lagi membuang limbah
domestik (sampah padat dan limbah cair) ke bukan tempatnya, dan (2) masyarakat
hendaknya mulai sadar dan berkiprah untuk memilah-milah sampah berdasarkan
jenisnya, guna menghindari sumber-sumber penyakit menular, sebagai akibat dari limbah
domestik yang cepat membusuk.

Teknologi Pengembangan Benih Pertanian Dan Cara Memperoleh Benih Tanaman Yang Bagus

Benih adalah suatu mukjizat kehidupan karena benih memiliki suatu kekuatan misteri, keberuntungan, dan kepercayaan yang meski nilainya hanya sepeser namun tak mampu diciptakan oleh manusia. Ketika berurusan dengan benih, terutama ketika memanen, membersihkan, mengolah, menyimpan dan mentransportasikan, penting sekali untuk selalu diingat, bahwa didalam benih terdapat tanaman mini dorman yang menunggu kesempatan untuk dapat melangsungkan pertumbuhannya.

Beberapa jenis benih memiliki struktur tambahan, seperti gulma, braktea, spina, dan rambut yang membantu melindungi benih dari pelukaan burung atau tikus. Posisi embrio dalam benih dan sifat kulit pelindungnya merupakan pelengkap penting dari semua benih yang sering terkena kekerasan berbagai proses mekanis dan penanganan pada saat panen hingga masa tanam.

Dari keterangan diatas, benih dapat kita perbanyak dengan melakukan teknologi benih. Teknologi benih adalah produksi benih dalam rangka pengadaan benih yang terwujud dengan praktek-praktek dalam jangkauan penyelamatan benih sejak dipungut, dikelola, dipelihara sampai benih-benih tersebut ditanam kembali sesuai dengan cara-cara yang semestinya dengan mengingat unsur-unsur musim yang mendorong pertumbuhannya. Atau dengan kata lain teknologi benih itu merupakan serangkaian perlakuan-perlakuan untuk meningkatkan sifat genetika dan fisik benih. Adapun perlakuan-perlakuan meliputi jangkauan hal-hal sebagai berikut :
§    Pengembangan varietas
§    Evaluasi dan pelepasan benih
§    Usaha produksi benih
§    Pemungutan hasil
§    Pengeringan benih dalam arti pengaturan kadar airnya
§    Pengolahan benih (Seeds processing) yang meliputi pembersihannya (Cleaning),  

penggolongan (Grading) serta usaha-usaha pemeliharaannya (chemis, fisik, mekanis) agar tercegah dari segala bentuk hama, penyakit, mempertahankan kualitas, mempertahankan daya tumbuhnya.
§    Pengujian kualitas
§    Penyimpanan dan pengemasan
§    Sertifikasi benih
§    Perlindungan (hukum, undang-undang, dan peraturan)
§    Distribusi benih (pemasarannya)

Dalam usaha mengembangkan tanaman semusim, benih tanamannya ada yang langsung dapat ditanam pada lahan-lahan pertanian yang telah disediakan, seperti halnya benih, tanaman jagung, kacang-kacangan dan lain sebagainya. Pada waktu benih belum mudah didapatkan seperti sekarang, ada tiga kelaziman petani dalam memperoleh benih tanaman yang hendak dikembangkannya. Terutama bagi mereka yang yang tinggal di daerah-daerah yang cukup jauh dari perkotaan, serta aktivitas Dinas Pertanian melalui PPL-PPL-nya belum seaktif sekarang. Cara petani memperoleh benih tanaman adalah sebagai berikut :
1.    Melakukan sistem barter antara seorang petani yang perlu benih dengan petani lain yang memiliki tanaman-tanaman jenis baik.
2.    Melakukan pembenihan sendiri dengan cara memilih biji-bijian dari tanamannya yang mempunyai nilai tumbuh dan berbuah dengan baik.
3.    Pada waktu itu benih tanaman dapat pula dibeli pasar, toko atau kios tertentu yang memang menjual benih tanaman dan obat-obatan pemberantas hama dan penyakit tanaman. Macamnya tidak banyak dan mutunya pun tidak begitu terjamin, hal ini karena waktu itu pedagang belum mementingkan mutu benih melainkan sejumlah heuntungan yang bakal diperolehnya, sehingga tidak jarang terjadi penyimpangan-penyimpangan yang mengakibatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi menurun.

Cara Jitu Pemeriksaan Kesehatan Benih

Pada dasarnya, benih terdiri dari embrio atau tanaman mini, endosperma dan cadangan makanan lainnya serta pelindung yang terdiri dari kulit benih, pada benih-benih tertentu terdapat juga struktur tambahan. Di dalam sector pertanian pemilihan benih sangat penting dilakukan karena merupakan awal dari seluruh proses perkembangan tanaman yang akan menentukan hasil dari pertanaman tersebut. Oleh karena itu, pemilihan benih yang berkualitas dan bebas dari pathogen sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil produksi yang berkualitas dan berproduksi secara maksimum.

Adapun masalah yang sering dihadapi petani dalam proses pertanaman adalah terjadinya serangan penyakit yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Oleh sebab itu, sebelum dilakukan penanaman benih para petani selalu memilih benih yang berkualitas tinggi agar diperoleh hasil produksi yang memiliki kualitas yang baik sehingga hasil produksi yang dijual memiliki nilai jual yang tinggi sehingga petani mendapatkan keuntungan yang besar. Tetapi sering kali benih tersebut terkena serangan penyakit sebelum ditanam sehingga diperlukan suatu cara untuk membersihkannya, yaitu salah satunya dengan pencucian benih agar benih tersebut benar-benar bersih dari segala macam patogen atau benda lainnya yang menempel pada benih tersebut yang dapat merusak kualitas benih tersebut.

Serangan penyakit dapat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan cara bercocok tanam. Selain itu, factor lainnya adalah penggunaan benih yang mengandung pathogen (benih sakit) sehingga pemilihan bibit sangat diperlukan. Factor-faktor yang menjadi dasar penilaian kualitas benih, yaitu :
a.    Kebenaran varietas
b.    Persentase perkecambahan
c.    Persentase biji rumput-rumputan
d.    Kekuatan tumbuh

Bebas atau tidaknya dari kontaminan

Aplikasi PESTISIDA Di Bidang Pertanian

Pestisida secara harafiah berarti pembunuh hama. Menurut pemerintah No. 1973, pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lai serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk:
menegndalikan atau mencegah hama atau penyakit yang mrusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian;
mengendalikan rerumputan
mengatur dan merangsang pertumbuhan yang tdak diinginkan
mengndalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak.
mengendalika hama-hama air
mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi, degan p[enggunaan pada tanaman, tanah dan air.

Dari batasan tersebut diatas nyata bahwa pengertian pestisida luas sekali, yakni meliputi produk-produk yang digunakan di bidang pertanianm, kehutanan, perkebunan, peternakan/kesehatan hewan, perikanan, dan kesehatan masyarakat. Pestisida yang digunakan dibidang pertanian scara spesifik sering disebut produk perlindungan tanaman untuk membedakannya dari produk-produk yang digunakan di bidang lain.

Istilah produk perlindungan tanaman juga digunakan unbtuk menghindari istilah pestisida yang berkonotasi bahan pembunuh. Memang kenyataannya tidak semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh. Repellant, misalnya, tidak membunuh melainkan mengusir hama.

Metode aplikasi pestisida di bidang pertanian
Dalam bidang pertanian, pestisida diaplikasikan dengan berbagai cara. Cara-cara pengaplikasian pestisida diantaranya adalah sebagai berikut:

penyemprotan (spraying)

penyemprotan (spraying) adalah penyemprotan pestisida pertanian yang paling banyak dipakai oleh para petani. Diperkirakan 75% penggunaan pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan, baik penyemprotan di darat maupun peyemprotan di udara. Dalam penyemprotan, laruta pestisida dipecah oleh Nozzle atau atomizer yang terdapat dalam alat penyemprot menjadi butiran-butiran seprot atau droplet. Bentuk sediaan pestisida yang diaplikasikan dengan cara disemprot meliputi WP, EC, EW, WSC, SP, FW dan WDG. Sedagnkan untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah digunakan formulasi ULV. Teknik penyemprota ini termasuk jhiga pegkabutan.

pengasapan

pengasapan (fogging) adalah penyemprotan pestisida dengan volume ultra rendah dengan menggunakan ukuran droplet yang sangat halus. Perbedaan dengan penyemprotan cara biasa adalah pada fogging campuran pestisida da solvent (um,umnya miyak) dipanaskan sehingga menjadi semacam abut asap yang sangat halus. Fogging banyak dilakukan untuk mengendalikan hama gudang, hama tanaman perkebunan dan pengendalian vector penyakit di lingkungan (pengendalian nyamuk demam berdarah, malaria, dsb)

peaburan pestisida butiran (Granule distribution, broadcasting)

penaburan pestisida butiran adalah penaburan pestisida dalam bentuk butiran yang merupaka cara khusus untuk mengaplikasikan pestisida berbentuk butiran (granule). Penaburan dapat dilakukan dengan tanga atau dengan mesin penabur.

Perawatan benih (seed dressing, seed treatment, seed coating)

Perawatan benih adalah cara aplikasi pestisida utuk melindungi benih sebelum benih ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak terserang oleh hama dan penyakit. Pestisida yang digunakan adalah formulasi SD dan ST.
Pencelupan (Dipping)

Pencelupan adalah peggunaan pestisida utuk melindungi bahan tanaman (bibit, cangkok, stek) agar terhindar dari hama dan penyakit yang mungkin terbawa oleh bahan tanaman tersebut. Pencelupan dilakukan dengan cara mencelupkan bibit tau stek ke dalam pestisida.

Fumigasi (Fumigation)

Fumigasi adalah aplikasi pestisida fumigant, baik berbentuk pada, cair maupun gas dalam ruang tertutup. Fumigasi umum nya digunakan untuk melindungi hasil panen (misanya biji-bijian) dari kerusakan hama atau peyakit di tempat penyimpanan. Fumigant dimasukkan ke dalam ruangan gudang yang selanjutnya akan membentuk gas beracun utuk membunuh OPT sasaran yag ada dalam ruangan tersebut.

Injeksi (Injection)

Injeksi adalah penggunaan pestisida dengan cara dimasukkan ke dalam batang tanaman, baik dengan alat khusus maupun denga member batang tanaman tersebut. Pestisida yang diineksikan diharuskan akan tersebar ke seluruh bagian tanaman melalui aliran cairan tanaman, sehingga OPT sasaran akan terkendali. Teknik ineksi juga digunakan utuk sterilisasi tanah.

penyiraman (Drenching, Pouring On)

penyiraman adalah penggunaan pestisida dengan cara dituangkan di sekitara akar tanaman utuk mengendalikan hama atau penyakit di daerah perakaran, atau dituangkan pada sarang semut, dsb.



Formulasi pestisida
Pengaplikasian pestisida di lapangan erat kaitannyua dengan bentuk formulasi dari pestisida yang digunaka tersebut. Formulasi adalah campuran antara bahan aktif dan bahan tambahan tertentu agar pestisida dapat efektif, efisien dan ekonomis. Karena itu dalam perdagangan pestisida bahan aktif diformulasikan terlebih dahulu dengan dicampur bahan-bahan pembantu, misalnya solvent (bahan pelarut) emulsifier (bahan pembuat emulsi), diluent (bahan pembasah dan pengencer) carrier (bahan pembawa) dan kadang-kadang synergist (bahan untuk meningkatkan efektifitas pestisida).

Bentuk-bentuk formulasi pada pestisida antara lain:
a. Bentuk Cair
EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate)
Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengankonsentrasi bahan aktifd yang cukup tinggi. Kosentrasi ini jika dicampur dengan air akan membentuk emilsi (butiran denda cair yang melayang dalam media cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara disemprot, meskipun dapat pula digunakan dengan cara lain.

2. Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC)
Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decamp[ur air tidsak membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini digunakan dengan cara disemprotkan.

aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC)
pekatan ini diarutkan dalam air. Persisida yang diformulasi dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini juga dighunakan dengan cara disemprot.

Soluble (SL)
Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan. SL juga dapat mengacu pada formulasi slurry.

Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW)
Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F atau FW akan membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP yang dibasahkan.

Ultra Low Volume (ULV)
Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara 1 hingga 5 liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur dengan air.

b Sediaan padat

Wettable Powder (WP)
Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga saat ini. WP adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi yang penggunaannya dengan cara disemprot.

Soluble powder (S atau SP)
Formulasi bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida ini juga digunakand enga cara disemprotkan.

Butiran (G)
Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular.

Water Dipersible Granule (WG atau WDG)
WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan.

Seed dreesing (SD) atau Seed Treatment (ST)
Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih

Tepug Hembus atau Dust (D)
Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan.

umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB)
umpan merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida.

Dalam pemilihan bentuk formuasi pestisida harus diseduaikan dengan lahan atau bagian yang akan kita aplikasikan. Jika kita akan mengaplikasikan pestisida langsung pada lahan pertanian kita dapat menggunakan formulasi EC  atau SCW yang diaplikasikan dengan dilarutkan didalam air dengan dosis dan volume semprot tertentu. Namun jika kita ingin mengaplikasikan pestisida pada benih atau hasil panen agar tidak terkena serangan hama dan penyakit kita dapat menggunakan formulasi SD atau DT.

Dosis aplikasi pestisida

Dosis aplikasi pestisida adalah jumlah pestisida yang diaplikasikan untuk mengendalikan  OPT pada setiap satuan luas bidang sasaran, misalnya liter produk pestisida per hektar, kilogram pestisida per hektar, dan sebagainya.untuk fumigasi ruangan dosis adalah jumlah fumigan yang diaplikasikan untuk setiap satuan volume ruang sasaran. 

Pada penyemprotan tanaman pohon dosis adakalanya dinyatakan dalam jumlah produk per pohon.dosis dapat dinyatakan dalam dosis produk atau dosis bahan aktif. maka untuk mengubah ke dosis produk harus dikonversikan dengan kandungan baan aktif produk tersebut.sedangkan konsentrasi aplikasi di gunakan dalam aplikasi dengan cara penyemprotan. konsentrasi penyemprotan adalah jmlah pestisida yang di campurkan dalam satu liter air untuk mengendalikan OPT tertentu. Konsentrasi dinyatakan dalam produk per liter, per mililiter dan gram produk per liter. Selain hal tersebut yang sangat penting dalm pengaplikasian pestisida adalah volume semprot yang merupakan ukuran banyaknya cairan yang dibutuhkan untuk menyebarkan pestisida agar merata pada areal tertentu. 

Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu menghitung dosis konsentrasi dan volume semprot dari 5 jenis insektisida yang ada, dihitung berapa pipet yang harus di ambil dari setiap insektisida dengan konsentrasi yang berbeda-beda dan dinyatakan dalam 2 satuan yaitu % dan ppm.dari perhitungan yang dilakukan di dapatkn hasil yaitu dengan  C1=0,5, C1=1,5, C1=2,0 , C1=3,0, C1=5,0 Sevin 85 S ( karbaril 85 %) dengan volume akhir 1000 ml adalah dengan urutan 5,882 %, 17,64%, 23,52%, 35,29% dan 58.82%., Larvin 375 S ( tiodikarb 384,83 gr/l 12,99 %,  38,97 % ,51,97%, 77.95%, 129,92 %, Daconil 75 WP ( klorotalonil 75% , 6,66%,  20% ,26,66 %,  40 %, 66,66 %, Lebaycid 550 EC (fention 550 gr/l),  9,09, 27,37 , 36,36 %, 54,54 %, 90,90  %, Applaud 100 EC ( buprofezin 100 gr/l 50 %, 150  %  200 %   300% dan 500 %. Sedangkan yang di nyatakan dalam ppm  dengan V1 50.150,200,250, dan 300 dengan urutan adalah Sevin 85 S ( karbaril 85 %) dengan volume akhir 1000 ml = 0,05 ppm, 0,17 ppm, 0,23 ppm, 0,29 ppm, 0,35 ppm, Larvin 375 S ( tiodikarb 384,83 gr/l  =  0,1299  0,389 ppm, 0,519 ppm,0,64 ppm, 0,779 ppm, Daconil 75 WP ( klorotalonil 75%) 0,0666  ppm,  0,2 ppm,  0,266 ppm, 0,333 ppm, 0,4 ppm, Lebaycid 550 EC (fention 550 gr/l) 0,090, 1,811 ppm, 0,366 ppm, 0,45 ppm, 0,54 ppm, Applaud 100 EC ( buprofezin 100 gr/l) 0,5 ppm 1,5 ppm,2, 2,5 dan 3 ppm.

Dosis aplikasi pestisida

Dosis aplikasi pestisida adalah jumlah pestisida yang diaplikasikan untuk mengendalikan  OPT pada setiap satuan luas bidang sasaran, misalnya liter produk pestisida per hektar, kilogram pestisida per hektar, dan sebagainya.untuk fumigasi ruangan dosis adalah jumlah fumigan yang diaplikasikan untuk setiap satuan volume ruang sasaran. 

Pada penyemprotan tanaman pohon dosis adakalanya dinyatakan dalam jumlah produk per pohon.dosis dapat dinyatakan dalam dosis produk atau dosis bahan aktif. maka untuk mengubah ke dosis produk harus dikonversikan dengan kandungan baan aktif produk tersebut.sedangkan konsentrasi aplikasi di gunakan dalam aplikasi dengan cara penyemprotan. konsentrasi penyemprotan adalah jmlah pestisida yang di campurkan dalam satu liter air untuk mengendalikan OPT tertentu. Konsentrasi dinyatakan dalam produk per liter, per mililiter dan gram produk per liter. Selain hal tersebut yang sangat penting dalm pengaplikasian pestisida adalah volume semprot yang merupakan ukuran banyaknya cairan yang dibutuhkan untuk menyebarkan pestisida agar merata pada areal tertentu. 

Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu menghitung dosis konsentrasi dan volume semprot dari 5 jenis insektisida yang ada, dihitung berapa pipet yang harus di ambil dari setiap insektisida dengan konsentrasi yang berbeda-beda dan dinyatakan dalam 2 satuan yaitu % dan ppm.dari perhitungan yang dilakukan di dapatkn hasil yaitu dengan  C1=0,5, C1=1,5, C1=2,0 , C1=3,0, C1=5,0 Sevin 85 S ( karbaril 85 %) dengan volume akhir 1000 ml adalah dengan urutan 5,882 %, 17,64%, 23,52%, 35,29% dan 58.82%., Larvin 375 S ( tiodikarb 384,83 gr/l 12,99 %,  38,97 % ,51,97%, 77.95%, 129,92 %, Daconil 75 WP ( klorotalonil 75% , 6,66%,  20% ,26,66 %,  40 %, 66,66 %, Lebaycid 550 EC (fention 550 gr/l),  9,09, 27,37 , 36,36 %, 54,54 %, 90,90  %, Applaud 100 EC ( buprofezin 100 gr/l 50 %, 150  %  200 %   300% dan 500 %. Sedangkan yang di nyatakan dalam ppm  dengan V1 50.150,200,250, dan 300 dengan urutan adalah Sevin 85 S ( karbaril 85 %) dengan volume akhir 1000 ml = 0,05 ppm, 0,17 ppm, 0,23 ppm, 0,29 ppm, 0,35 ppm, Larvin 375 S ( tiodikarb 384,83 gr/l  =  0,1299  0,389 ppm, 0,519 ppm,0,64 ppm, 0,779 ppm, Daconil 75 WP ( klorotalonil 75%) 0,0666  ppm,  0,2 ppm,  0,266 ppm, 0,333 ppm, 0,4 ppm, Lebaycid 550 EC (fention 550 gr/l) 0,090, 1,811 ppm, 0,366 ppm, 0,45 ppm, 0,54 ppm, Applaud 100 EC ( buprofezin 100 gr/l) 0,5 ppm 1,5 ppm,2, 2,5 dan 3 ppm.

CARA PENGAWASAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN PABRIK

Fungsi utama persediaan yaitu :
- Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi.
- Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.

Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat dibedakan menjadi dua.
yaitu masalah kuantitatif dan masalah kualitatif
1.  Masalah kuantitatif : semua hal yang berhubungan dengan penentuan kebijakan persediaan al:
 - Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan.
- Kapan pemesanan barang harus dilakukan.
- Berapa jumlah persediaan pengaman.
 - Metode pengendalian persediaan mana yang paling  tepat.

Masalah kualitatif :  Semua hal yang berhubungan dg system  pengoperasian persediaan al:
- Jenis bahan/barang apa yang masih ada
- Dimana barang tersebut ditempatkan
- Berapa banyak barang dalam proses pemesanan
 - Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.

Strategi Jitu Merencanakan Produksi

PERENCANAAN  OPERASI / PRODUKSI
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang/produk yang harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang ada, juga merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.

Fungsi lain :
- Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap 
  rencana strategi perusahaan.
- Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
- Sebagai alat monitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi.
- Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan
  rencana produksi.
- Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadual induk produksi.

Untuk melakukan perencanaan produksi dapat dilakukan dengan beberapa strategi :


Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat kapasitas produksi dibawah permintaan dan  digunakan pada saat diatas kapasitas produksi)
Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan.
Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian hadiah, layanan-layanan khusus).

   Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan menjadi dua metode yaitu :
 
1. Metode Kualitatif :
Rasio persediaan, konsensus manajemen, grafik dll.
2. Metode Kuantitattif :
Heuristik, model matematik, simulasi dll.

2 Metode Umum Peramalan

Peramalan(Forecast)

Metode Peramalan

1. Peramalan Subyektif.
     Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi dan institusi.
     - Metode Delphi.    
       peramalan yang didasarkan pada keputusan         bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli     yang berbeda.
    -  Metode Penelitian Pasar :
       metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada       bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik     survei konsumen : kuisioner).

2.Peramalan Obyektif.
   Prosedur peramalan yang mengikuti aturan-  aturan matematis dan statistik.
Metode Intrinsik
   Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan histories tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.
Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu (Time Series)
Metode Ekstrinsik
   Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa datang.
Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat  (disebut metode kausal), Metode Regresi.

Inilah 6 Kegiatan Perencanaan & Pengawasan Operasi pabrik

Kegiatan Perencanaan & Pengawasan Operasi pabrik:

1. Peramalan
      Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu produk untuk periode yang akan datang berdasarkan data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan cara tertentu.
 
2. Perencanaan Operasi/produksi
Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang     harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang ada.
Merupakan pegangan untuk merancang jadual produksi.
 
3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan
Persediaan : sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut, berupa kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan pemasaran
pada system distribusi atau kegiatan konsumsi pada system rumah tangga.

Persediaan digunakan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya opersi perusahaan yang dilakukan berturut-turut untuk memproduksi barang untuk dipasarkan pada konsumen.
 
4.  Material Requirement Planning
      Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih (net requirement) material untuk semua item komponen produk.

5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)
     Upaya untuk meminimumkan  ketidakseimbangan diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu yang sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan
kecepatan produksi yang diinginkan.

6. Konsep Just In Time.

Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada setiap tahap proses dalam system produksi. Dengan cara
yang paling ekonomis dan efisien.

Lima langkah Penyederhanaan Kerja

ANALISIS PERANCANGAN  KERJA (METHOD ENGINEERING)
 
Tujuan dari method engineering adalah melakukan perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, kepuasan pelanggan dan meningkatkan produktivitas kerja.

STUDI KERJA (WORK STUDY)

Perbaikan proses, prosedur dan tata cara pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
Perbaikan dan penghematan penggunaan material, mesin/fasilitas kerja serta tenaga kerja.
Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan suasana kerja/lingkungan kerja yang lebih aman dan nyaman.
Pendayagunaan usaha manusia dan pengurangan gerakan-gerakan (motion) kerja yang tidak perlu ataupun penyederhanaan kerja (work simplification).

Tujuan penyederhanaan kerja
Mencari cara kerja yang terbaik (lebih mudah, lebih cepat, efisien, efektif, dan menghindari pemborosan material, waktu, tenaga dll).

Lima langkah penyederhanaan kerja :
 
1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau kegiatan yang  penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki.
2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang berkaitan dengan metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.
3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien dicari sebab-sebabnya.
4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih dahulu di uji coba.
5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
      Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk menggantikan metode yang lama, evaluasi.

Definisi Ilmu Ergonomi

Ergonomi (Human factor)
Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang dengan lingkungan kerjanya.
Ilmu ini muncul akibat banyaknya kesalahan yang dilakukan dalam proses kerja yaitu kesalahan dalam perancangan atau prosedur kerja. Sejumlah peralatan kerja dirancang tdk sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan lingkungannya.

Empat dasar subkategori utama dlm ergonomi, yaitu : skeletal/muscular (kerangka/otot); sensory (alat indera); environmental (lingkungan) dan mental.

Cara Mudah Mendaftar SNMPTN 2010 Secara Oline

nah untuk yang udah mau daftar SNMPTN maka harus tahu cara-cara Mudah Mendaftar SNMPTN 2010 Secara Oline berikut singkatnya


YANG HARUS DISIAPKAN SEBELUM MELAKUKAN PENDAFTARAN ONLINE

    * Bukti Pembayaran.
    * Kartu Identitas yang dipakai ketika melakukan pembayaran.
    * Fotokopi Ijazah/Tanda Lulus.
    * File pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm (1 bulan terakhir), berformat JPEG atau PNG berukuran maksimum 100 KB dengan resolusi minimum 400 x 600 pixel.
kalo udah siap daftar klik aja disini

- selanjutnya masukan nomor identitas (ada pada bukti pembayaran bank)
- masukan PIN SNMPTN
- ketik ulang huruf yang ada pada kotak,,
-klik login
- Calon peserta mengisi borang (formulir) pendaftaran online sesuai dengan petunjuk yang ada secara benar. Semua informasi yang diisikan dalam borang ini harus benar. Kesalahan/kecurangan dalam pengisian borang ini berakibat pembatalan penerimaan di PTN yang dituju.
- lalu simpan file Kartu Bukti Pendaftaran onlinenya!!

untuk lebih lengkapnya kunjungi http://www.snmptn.ac.id

Cara Kerja Boiler

Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial  and industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
 

Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.

Pengertian Waktu

Satuan standar untuk waktu adalah sekon, yang awalnya didefinisikan
sebagai 1/86.400 hari matahari. Namun ketika ilmuwan mendapatkan bahwa
hari matahari berkurang sekitar 0,001 sekon setiap satu abad, maka sekon
didefinisikan ulang sebagai 1/86.400 hari matahari di tahun 1900. Pada tahun
1967, sekon didefinisikan kembali sebagai selang waktu dari 9.192.631.770
osilasi dari radiasi yang dihasilkan oleh transisi dalam atom cesium-133. Alat
ukur waktu yang menggunakan atom cesium adalah jam atom cesium, yang
memiliki ketelitian yang sangat tinggi, yaitu selama 3000 tahun hanya
memiliki kesalahan 1 sekon.

Pengertian Massa

Massa sebuah benda merupakan banyaknya zat yang terkandung di dalam sebuah benda tersebut. Satuan massa di dalam sistem satuan SI adalah kilogram. Sebagai standar untuk kilogram ini, dibuatlah kilogram standar, yaitu sebuah silinder logam yang terbuat dari platina-iridium, yang sekarang ini disimpan di Sevres, dekat kota Paris. Pada awalnya satu kilogram sama dengan massa dari 1000 cm³ air murni pada suhu dimana kerapatannya maksimum, yaitu 4ยบ C. 


Namun kesalahan terjadi, karena ternyata satu kilogram yang tepat adalah 1000,028 cm³ air. Dalam percakapan sehari-hari, kita sering mencampur adukkan pengertian massa dengan berat, padahal keduanya berbeda. 


Berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Untuk keperluan sehari-hari, pencampuradukan pengertian tersebut tidak menjadi masalah, namun dalam fisika atau ilmu pengetahuan eksak, definisi massa dan berat harus benar-benar dibedakan. Massa dan berat memiliki satuan yang berbeda, massa memiliki satuan kilogram, sedangkan berat memiliki satuan Newton. Yang menjadi perbedaan utama antara massa dan berat adalah bahwa massa tak tergantung pada tempat dimana benda berada, sementara berat tergantung dimana benda berada. Jadi berat berubah-ubah sesuai dengan tempatnya.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money